Rasanya kurang afdol kalau kita jalan-jalan ke suatu daerah tanpa mencicipi masakan khas daerah tersebut. Apalagi kalau mengunjungi sebuah daerah yang makanannya udah terkenal kelezatannya. Kali ini kita berjalan-jalan ke kota Cirebon, sebuah kota yang berada di ujung timur propinsi Jawa Barat yang tidak jauh dari perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah. Buat Anda penggemar masakan dengan dominan rasa asin dan pedas, makanan dari Cirebon sungguh cocok dengan lidah Anda!
Nasi Jamblang:
Nasi khas Cirebon ini disajikan didalam daun jati dengan lauk pauk bermacam-macam, seperti paru, daging, tempe, tahu, cumi, dll serta sambal khas cirebon. Dapat diproleh di seluruh kota Cirebon. Para pedagangnya sangat khas sebab menggunakan meja rendah yang menggelar berbagai macam makanan dan dikelilingi oleh bangku panjang untuk duduk pembeli.
Cara penyajiannya, si penjual menyodorkan nasi yang dibungkus daun jati kemudian pembeli mengambil sendiri lauk pauk yang ingin dimakannya. Pembayarannya pun unik, sebab mengandalkan kejujuran para pembelinya karena pembeli menyebutkan apa saja yang dimakannya.
Para penjual nasi jamblang cukup tersebar di kota Cirebon selain itu mereka buka 24 jam. Kawasan Gunung Sari merupakan daerah yang cukup banyak populasi penjual nasi Jamblang ini. Penjual Nasi Jamblang yang terkenal di Cirebon adalah Nasi Jamblang Mang Dul yang berlokasi di Gunung Sari (dekat lampu merah ke arah jalan Tuparev).
Empal Gentong:
Makanan mirip soto yang berkuah kental dan bersantan serta dipenuhi dengan daging ini sungguh lezat…. Biasa dimakan dengan nasi ataupun lontong. Yang khas adalah wadah tempat menaruh kuah empal ini yang berada di sebuah gentong makanya dinamakan empal gentong sementara empal adalah potongan-potongan daging.
Cara masaknya pun masih tradisional karena masih mengandalkan kayu bakar. Sambal empal gentong ini sangatlah pedas sebab merupakan saripati cabai merah kering yang dikemudian ditumbuk. Bagi yang belum terbiasa, agar hati-hati mencobanya sebab bila perut tidak kuat maka acara makan-makan bisa terhambat :-).
Mencari pedagang empal gentong sekarang agak susah karena mereka biasanya menggunakan gerobak untuk mendorong jualan mereka. Pedagang empal gentong yang ngetop di Cirebon adalah Mang Darma yang mangkal di Jl. Slamet Riyadi, empal gentong Mang Darma juga bisa di temukan di beberapa tempat di Cirebon seperti di Pujagalana, Stasiun Kereta Cirebon atau di Grage Mal yang semuanya dikelola anak-anaknya. Di Jakarta, Empal gentong Mang Darma bisa ditemukan di daerah Bintaro.
Tahu Gejrot:
Makanan berupa tahu yang di potong kecil-kecil ditaruh di atas piring kecil terbuat dari tanah liat kemudian disajikan dengan bumbu gula merah, cabai serta bawang merah dan bawang putih yang diulek. Jenis tahu yang digunakan adalah semacam tahu Sumedang tapi agak berbeda sebab isinya jauh lebih sedikit sehingga terlihat kosong. Cara makannya pun unik yaitu ditusuk dengan biting (potongan lidi). Mengapa diberi nama tahu gejrot? Sebab bumbu cair yang digunakan sebagai penyedap dialirkan lewat botol dengan cara diguncangkan sehingga timbul bunyi “gejrot” berulang kali.
Para pedagang tahu gejrot ini biasanya menggunakan pikulan bagi penjual laki-laki untuk membawa barang dagangannya. Atau menggunakan tampah yang diusung di atas kepala bagi penjual wanita.
Para pedagang tahu gejrot sangat mudah ditemui di sekitar kota Cirebon karena termasuk makanan ringan yang cukup populer.
Bubur Sop:
Bubur berisi kol, daun bawang, tauco yang dituangi kuah sop dan ditaburi suwiran ayam serta kerupuk. Boleh dibilang makanan ini merupakan kombinasi dari bubur ayam dan Sayur Sop. Disajikan panas-panas dan biasanya bubur sop ini hanya dijual pada malam hari.
Sate Kalong:
Pasti orang akan mengira bahwa sate kalong ini menggunakan daging kelelawar sebagai daging yang disate. Salah besar! Karena sebenarnya sate ini menggunakan daging kerbau. Disebut sate kalong gara-gara penjualnya doyan melek sampe malam sebab hanya berjualan pada malam hari bahkan jauh tengah malam. Cara berjualan sate ini menggunakan pikulan dan penjualnya menggunakan bebunyian semacam ‘krincingan’ untuk memanggil pembelinya.
Buat yang belum tahu kadang terkesan agak seram sebab selain berjualan malam hari bebunyian yang digunakan pun terkesan aneh. Bahkan para orang tua kadangkala memanfaatkan untuk menakuti anak-anak mereka agar tidak tidur larut malam.
Nasi Lengko:
Nasi Lengko merupakan nasi yang cukup mudah dibuat siapa saja sebab terdiri dari bahan makanan yang sederhana seperti nasi putih, tahu, tempe, mentimun tauge, dan daun kucai (seledri). Kemudian ditaburi bawang goreng serta disiram bumbu kacang dan kecap. Lebih enak lagi dimakan ditemani krupuk.
Pedagang Nasi Lengko cukup tersebar di sekeliling kota Cirebon sebab makan ini selain sederhana juga terjangkau bagi masyarakat. Penjual Nasi Lengko yang lumayan laris dan ramai pembeli salah satunya adalah di Jl. Pagongan. Warung milik H. Barno ini sudah 11 tahun berdiri dan buka setiap hari sejak pukul 6 pagi hingga 9 malam. Meski “cuma” warung, kapasitas pengunjung sampai 100 orang. “Tapi berjualannya sudah sejak tahun 70-an,” tutur Hj. Yayah Rukiyah, istri Barno.
Mie Koclok:
Mie kuning yang disajikan dengan toge, kol, suwiran daging ayam, telor lalu disiram dengan kuah santan. Disajikan panas-panas sebab tidak enak jika dimakan kala dingin. Selain di jalan Lawanggada dekat rel kereta, penjual mie koclok yang tidak kalah nikmat berlokasi di Kasepuhan, yang tidak jauh dari alun-alun.
Selamat mencoba dan menikmati kuliner khas kota Udang ini.
0 komentar:
Posting Komentar