Kebun Raya Di Beltim Menjanjikan
Manggar, Beltim – Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Didiek Widiatmoko menyatakan rencana pembangunan kebun raya di Kabupaten Belitung Timur (Beltim) sangat menjanjikan. Ia menganggap kebun raya di Beltim mempunyai karakteristik hutan kerangas yang khas dan belum pernah ada sebelumnya di Indonesia. Untuk itu Ia berharap komitmen pemerintah daerah untuk segera merealisasikan rencana pembangunan kebun raya.
“Saya pikir kebun raya Manggar ini sangat bagus dan menjanjikan. Karena Kabupaten Beltim ini punya banyak potensi. Karakteristik ekosistem hutan kerangas (hip forest) yang kami belum punya kebun raya di seluruh Indonesia,” kata Didiek seusai acara Sosialisasi dan Inventarisasi Pembangunan Kebun Raya di Ruang Rapat Lantai Bawah Kantor Bupati Beltim, Senin (11/5)
Didiet menjelaskan Hutan Kerangas merupakan hutan dengan type di mana kanopinya terbuka, banyak tumbuhan-tumbuhan di situ, seperti nepentes, kantong semar, keraktoksilum, bambu-bambu hutan yang khas, dengan pasir kuarsa, terus tanahnya apocol. Hutan type ini diakuinya belum dimiliki oleh kebun raya mana pun di seluruh Indonesia.
“Dari rencana 96 hektar lahan kebun raya itu, kita harus memilih-memilah tanahnya, dan yang jelas harus clean and clear. Kalau kita dari LIPI inginnya kebun raya ini mengkonservasi mayoritas tanaman lokal fokusnya. Kalau untuk fauna itu bisa menyesuaikan burung-burung, atau jenis-jenis serangga lainnya untuk membantu proses penyerbukan,” jelas Didiek.
Peneliti LIPI ini juga berharap pemerintah daerah berkomitmen dan segera dibuatkan master plannya. LIPI sendiri menyanggupi untuk membantu eksplorasi, pembibitan, penambahan keragaman tanaman, dan pelatihan SDM-nya.
“Rencananya tahun ini sudah harus disurvey. Kita berharap akhir tahun ini atau awal tahun mendatang, pemda sudah membuat master plannya. Kalau untuk anggaran bisa sharing antara APBD dan APNB, namun untuk SDM-nya harus dari Beltim semua. Jadi Pemda menyediakan lahan, SDM, organisasi seperti UPTD atau Kantor untuk kebun raya,” ujar Didiek.
Kepala Dinas Cipta Karya dan Perumahan Rakyat Kabupaten Beltim, Mathur Noviansyah menyatakan Pemkab Beltim serius dan berkomitmen untuk membangun kebun raya. Hanya saja Ia menyebutkan ada tahap-tahap yang harus terlebih dahulu dilakukan.
“Pertama kita harus memastikan status kepemilikan lahan atas masyarakat (clean & clear), terus kita harus melakukan penguatan atas kebun raya, kalau itu minimal harus ada Perdanya. Baru nanti bisa masuk ke program pengembangan atau pembangunan kebun rayanya,” jelas Mathur.
Untuk pembuatan master plan kebun raya, Ia mengakui jika saat ini belum mungkin bisa dilakukan mengingat anggaran untuk master plan mencapai ratusan juta rupiah. Untuk itu, Ia berharap pembuatan master plan dianggarkan pada SKPD Kementrian Pekerjaan Umum di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang menaungi ruang terbuka hijau.
“Kalau untuk master plan bisa mencapai 800 juta rupiah. Karena di sana ada riset perencanaan yang melibatkan kelembagaan, tenaga ahli serta butuh waktu yang lama. Untuk segala sesuatu yang mengarah kepada pembangunan infrastruktur menjadi urusan kementerian PU dalam hal ini Cipta Karya, jika pun ada APNB yang dialokasikan dalam pembangunan infrastruktur kebun raya harus menggunakan tetap didampingi dengan APBD,” katanya.
Untuk realisasi tahap awal diakhir tahun ini, pemerintah daerah akan segera merealisasikan kejelasan status kepemilikan batasan lahan. Selain itu, pemerintah daerah akan menyiapkan substansi rancangan peraturan daerah yang mengatur kebun raya bisa disiapkan akhir tahun ini.
“Kalau untuk anggaran seluruhnya kebun raya ini relatif berbeda tiap daerah. Kayak kita punya ekosistem danau. Namun untuk fauna yang paling kita utamakan yang menjadi fauna lokal khususnya yang sudah punah, seperi pelanduk, pelile’an, tupai dan lain-lain. Ini akan kita jadikan koleksi atau bisa dikembalikan ke habitat asalnya,” tutupnya. @2!
0 komentar:
Posting Komentar